::

Navbar Bawah

Search This Blog

Senin, 08 April 2013

Kematian Para Raja


walaupun raja itu sangat dielu-elukan oleh rakyatnya semasa hidupnya - bahkan, dalam lagu /rif, sungguh nikmatnya jadi raja. Tapi, tidak ada yang benar-benar tahu misteri kematian (bagaimana cara seseorang "pergi ke dunia sana", meskipun seorang raja sekalipun). Berikut ini adalah 5 raja yang mati mengenaskan, di antaranya:

1. Dimasak dan Dimakan



György Dózsa bukanlah seorang raja sebuah kerajaan, melainkan seorang pemimpin kelompok penjahat yang berhasil menguasai Hungaria di abad ke 16. Namun nasib sial menimpanya ketika rakyat Hungaria berhasil menggulingkan kekuasaan dan menangkapnya, sang penguasa lalim itu disiksa secara kejam. György Dózsa dipaksa menduduki singgasana dan mahkota besi yang panas. Sementara  György merasakan panasnya ‘kekuasaan’, seorang pelayan membawa tang panas untuk merobek kulit dan membakar organ dalam tubuhnya. Yang paling keji dari kisah penyiksaan raja lalim ini adalah ketika adegan tersebut di akhiri dengan menikmati sajian hidangan daging. Para penyiksa memaksa salah satu dari teman dekat, kepercayaan György untuk memakaan daging bakar yang berasal dari tubuh sang raja. Mereka yang menuruti kehendak –memakan daging György, kemudian dibebaskan.

2. Dituangi Emas Cair

Saat itu bangsa Persia berhasil merebut kekuasaan Bangsa Romawi, yang dipimpin oleh Publius Licinius Valerianus Augustus (253-260 Masehi), Raja Roma tersebut pun dijadikan sebagai tawanan perang untuk beberapa tahun hingga kemudian ia tewas.

Beberapa rumor mengenai kematiannya pun tersebar, sebuah rumor yang memang selalu hidup di dalam kehidupan para raja dan kekaisarannya. Salah satu rumor yang tersebar, dikabarkan kematian Valerianus tersebut diakibatkan oleh siksaan yang dilakukan penguasa Persia, Shapur, menuangkan cairan emas yang panas ke dalam tenggorokan Valerianus.  Tidak hanya melakukan siksaan itu saja, Shapur pun memasang banyak jerami di tubuh Valerianus dan memanjangnya seperti trofi. Kematian serupa pun dialami oleh gubernur Spanyol di Ekuador pada abad ke-16.

3. Dibekam Bantal

Tiberius meninggal di Misenum, 16 Maret 37 SM, di usia 77 tahun. Sebuah catatan yang ditulis oleh Tacitus, kematian sang kaisar tersebut disambut rakyatnya dengan sukacita, namun suasana kegembiraan tersebut berubah menjadi kesunyian setelah mereka mengetahui bahwa sang kaisar mati dibunuh oleh Caligula yang dibantu oleh Macro. Walaupun cerita ini hanya berupa warisan lisan belaka, tidak dicatat oleh sejarawan lainnya, namun hal ini merupakan sebuah indikasi, bagaimana golongan senator sangat berperan dalam setiap kematian seorang kaisar, untuk mengangkat kaisar lainnya.

Kematian Tiberius disebabkan oleh cekikan (sesak nafas) yang diakibatkan oleh bekaman bantal yang dilakukan Caligula. Namun para senator dikabarkan enggan menyelidiki kematian Tiberius yang penuh kejanggalan. Bahkan mereka mengkremasi jasad Tiberius dan abunya di simpan di Komplek pemakaman Agustus.

4. Dimakan Belatung

Galerius (Kaisar Roma yang berkuasa di tahun 305 hingga 311 Masehi),  seorang kaisar yang dikenang dalam sejarah sebagai salah salah satu penguasa yang tidak disukai oleh para agamwan, bukan itu saja ia pun tidak disukai karena idenya yang meubah nama Kekaisaran Roma menjadi Kekaisaran Dacian.

Ia meninggal akibat penyakit yang dideritanya, komplikasi antara kaker perut dan infeksi pada organ genital. Mungkin penyakit terakhir yang dideritanya terlihat mengenaskan, karena organ genitalnya digerogoti oleh belatung dan cacing. Menurut catatan, infeksi genitalnya itulah yang merenggut nyawanya.

5. Ditikam Saat Buang Air Kecil

Kaisar Roma yang satu ini bernama Caracalla, ia berkuasa dari tahun 198 hingga 217 Masehi. Caranya menjalankan kekuasaan salah satunya adalah dengan membebaskan semua orang menjadi bagian (rakyat) dari Kekaisaran Roma, namun demikian ia memasang nilai pajak yang tinggi.

Kematiannya bermula saat dirinya sedang berada dalam perjalanan pulang dari Odessa, untuk melanjutkan peperangan dengan bangsa Parthia (Parsi,Persia). Namun nasib sial menimpanya, ketika itu (8 April 217 SM) Carcalla meminta pengawalnya untuk menepi di sekitar wilayah Carrhae untuk melakukan buang air kecil. Dan saat ia tengah melakukannya, seorang perwira bernama Julius Martialis menikamnya dari belakang hingga sang kaisar pun tewas. Herodian mengatakan Martialis melakukan pembunuhan tersebut akibat Caracalla telah menghukum mati adiknya (Cassius Dio) yang tidak bersalah. Namun ada versi lain yang menyatakan, Martialis tidak mengalami promosi kenaikan pangkat dalam karir militernya, sehingga ia membunuh sang kaisar.